- BINTANG AMO JAKARTA -

SELAMAT DATANG KAWULA MUDA YANG BERGABUNG DI DALAM MANAGEMENT AMO JAKARTA SELAMAT MENIKMATI FASILITAS YANG KAMI SEDIAKAN

- AMO Jakarta Full Blog Arsip -

Bagaimana Industri Hiburan Korea Mencetak Idola? (Latihan Keras, Tak Boleh Minum, Merokok, dan Pacaran)

tim-rainbow-bridge-bersama-tim-ys-media-
Melihat banyaknya anak muda Korea yang berambisi menjadi artis, kami bertanya-tanya, apa iya semua anak Korea pasti berbakat menyanyi dan menari?
Tidak juga. Mereka yang kemampuannya belum matang, biasanya berlatih di pusat pelatihan semacam kursus. Modern K salah satu tempatnya. Ada sekitar 1.200 murid Modern K yang juga dipimpin Kim Jin Woo, CEO Rainbow Bridges, membayar kursus demi memantapkan kemampuan di bidang musik. Tujuan mereka, tentu agar direkrut menjadi siswa pelatihan di berbagai manajemen artis.
“Kami secara rutin memantau mereka; ada level tes setiap 3 bulan sekali. Saat kami melihat mereka sudah cukup layak diinvestasikan dan dikembangkan, kami akan mengambil mereka. Dari sekitar 1.200 murid Modern K, nyatanya yang bisa masuk ke Rainbow hanya sekitar 50 orang,” ungkap Kim.
Setelah menjadi siswa pelatihan atau yang populer dengan istilah trainee, kehidupan menjadi calon artis sebenarnya baru dimulai. Menjadi trainee berarti dituntut berkomitmen terhadap perusahaan yang melatih, menjalani latihan sesuai waktu yang ditentukan, dan menaati semua peraturan yang ditetapkan. Aturan umumnya, wajib berlatih 6-8 jam sehari seminggu penuh, tidak boleh bermain, tidak boleh merokok dan minum alkohol, dan jika sudah dibentuk dalam grup mereka diwajibkan tinggal bersama dalam satu asrama.
Peraturan ini secara tak langsung menjauhkan mereka dari pergaulan di luar, termasuk soal pacaran. Hal ini diutarakan sekelompok siswa pelatihan Rainbow Bridge, yang sedang disiapkan untuk debut tahun depan. “Kami tidak boleh meninggalkan atau tertinggal jam latihan, tidak boleh bertemu teman-teman di luar, tidak boleh minum alkohol dan merokok. Kami, kan masih muda, masih ingin main, tapi tidak boleh,” ungkap mereka.
Pelatihan paling tidak mereka jalani selama dua hingga tujuh tahun sampai akhirnya debut sebagai artis. Apa yang membuat para trainee begitu patuh terhadap aturan dan tahan latihan bertahun-tahun? Membayangkan debut sebagai artis, itu yang menguatkan mental mereka. Melanggar peraturan atau tak menjalani latihan dengan baik bisa berakibat fatal, gagal debut atau menunggu lama sampai mereka dirilis sebagai artis baru. Untuk membunuh jenuh, saling curhat sesama anggota trainee terkadang menjadi obat. “Bagi kami saat-saat curhat membantu menghilangkan kejenuhan,” ungkap seorang siswa pelatihan Rainbow.
Setelah menjadi artis, hidup mereka tak semakin mudah. Sistem latihan terus berjalan. Lebih berat lagi, karena di samping latihan, hidup mereka didedikasikan penuh untuk menajalani rangkaian kegiatan promosi. Manggung, muncul di TV, membintangi iklan, wawancara, jangan pikir sempat bersantai. Pun jika ada waktu santai, mereka tak lagi bisa bebas bergerak di ruang publik karena penggemar siap menyerbu. Tapi tentu, ada “ganjaran” atas semua itu. Popularitas dan kantong tebal rasanya cukup membayar semua perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

- BELAJAR ILMU KESENIAN -

TINGKATKAN KEMAMPUAN DIRI LEBIH ELEGANT DENGAN BELAJAR TENTANG SENI AGAR MENJADI BINTANG SESUNGGUHNYA